Bertengkar dengan pasangan bisa membuatmu senewen dan bikin stress. Perasaan capek akan menghinggapi kedua belah pihak baik secara fisik maupun mental. Di samping itu, pertengkaran hanya akan menyisakan ketidaknyamanan. Bisa dibayangkan bagaimana betenya kalian berdua saat tinggal bersama dalam kondisi saling bersitegang.
Sesekali bertengkar saling mempertahankan pendapat dapat dikategorikan masih sehat. Tetapi, jika hal ini dilakukan secara berulang-ulang dan berlanjut, tentunya tidak bisa dikategorikan sebagai hubungan yang sehat lagi. Diperlukan beberapa upaya untuk mengurangi pertengkaran. Menurut Michelle Zehr, penulis permasalhan keluarga, terdapat lima langkah penting dalam mengatasi pertengkaran.
1. Mengenali Penyebab Pertengkaran
Tanyakan kepada dirimu dan pasanganmu mengenai akar permasalahannya hingga timbul pertengkaran. Bekerja sama, bahu membahu untuk mencari tahu sumber pertengkaran jauh lebih penting dari pada berteriak saling menyalahkan.
2. Menyadari bahwa Kamu Tidak Selalu Benar
Sadarilah bahwa kamu tidak selalu berada pada pihak yang benar. Hindari sikap mau menang sendiri. Melakukan upaya untuk mengetahui permasalahan yang mendasari timbulnya pertengkaran jauh lebih baik dari pada saling bertahan dengan pendapatnya masing-masing. Akuilah bila kamu memang salah. Cobalah untuk mengerti sudut pandang pasanganmu terhadap permasalahan yang kalian berdua hadapi.
3. Bersikap Sebagai Seorang Pendengar yang Baik
Jadilah pendengar yang baik. Jangan sesekali menyela, menghakimi, atau memaksakan pendapatmu ketika pasanganmu menyampaikan opininya. Biarkan dia menyelesaikan pembicaraannya. Setelah itu, tariklah kesimpulan mengenai solusi yang bisa disetujui oleh kalian berdua.
Untuk mengasah keterampilan tersebut, dalam kesempatan berbeda, berusahalah untuk diam dan menyimak setiap kali teman atau anggota keluargamu sedang berbicara. Mintalah umpan balik dari mereka. Tanyakan kepada teman atau anggota keluargamu apakah kamu telah berperan sebagai seorang pendengar yang baik. Jaga terus kontak mata dengan lawan bicaramu untuk menunjukkan bahwa kamu sangat memperhatikan pembicaraannya.
4. Time Out, Please!
Lakukan time out sejenak. Pergilah kamu untuk menjauh darinya (mungkin dengan duduk di kamar sambil mendengarkan alunan musik yang lembut atau berjalan-jalan di luar sambil menghirup udara segar)
5. Membuat Catatan
Ambil buku lalu buatlah sebuah catatan mengenai rasa galau yang sedang mengharu biru hatimu. Tumpahkan pula segenap rasa sedihmu ke dalam catatan tersebut. Jadikan catatan tersebut sebagai pelampiasan marahmu. Dengan cara tersebut, dijamin tidak akan terjadi serangan fisik yang dialamatkan kepada pasanganmu. Demikian pula sebaliknya.
Sesekali bertengkar saling mempertahankan pendapat dapat dikategorikan masih sehat. Tetapi, jika hal ini dilakukan secara berulang-ulang dan berlanjut, tentunya tidak bisa dikategorikan sebagai hubungan yang sehat lagi. Diperlukan beberapa upaya untuk mengurangi pertengkaran. Menurut Michelle Zehr, penulis permasalhan keluarga, terdapat lima langkah penting dalam mengatasi pertengkaran.
1. Mengenali Penyebab Pertengkaran
Tanyakan kepada dirimu dan pasanganmu mengenai akar permasalahannya hingga timbul pertengkaran. Bekerja sama, bahu membahu untuk mencari tahu sumber pertengkaran jauh lebih penting dari pada berteriak saling menyalahkan.
2. Menyadari bahwa Kamu Tidak Selalu Benar
Sadarilah bahwa kamu tidak selalu berada pada pihak yang benar. Hindari sikap mau menang sendiri. Melakukan upaya untuk mengetahui permasalahan yang mendasari timbulnya pertengkaran jauh lebih baik dari pada saling bertahan dengan pendapatnya masing-masing. Akuilah bila kamu memang salah. Cobalah untuk mengerti sudut pandang pasanganmu terhadap permasalahan yang kalian berdua hadapi.
3. Bersikap Sebagai Seorang Pendengar yang Baik
Jadilah pendengar yang baik. Jangan sesekali menyela, menghakimi, atau memaksakan pendapatmu ketika pasanganmu menyampaikan opininya. Biarkan dia menyelesaikan pembicaraannya. Setelah itu, tariklah kesimpulan mengenai solusi yang bisa disetujui oleh kalian berdua.
Untuk mengasah keterampilan tersebut, dalam kesempatan berbeda, berusahalah untuk diam dan menyimak setiap kali teman atau anggota keluargamu sedang berbicara. Mintalah umpan balik dari mereka. Tanyakan kepada teman atau anggota keluargamu apakah kamu telah berperan sebagai seorang pendengar yang baik. Jaga terus kontak mata dengan lawan bicaramu untuk menunjukkan bahwa kamu sangat memperhatikan pembicaraannya.
4. Time Out, Please!
Lakukan time out sejenak. Pergilah kamu untuk menjauh darinya (mungkin dengan duduk di kamar sambil mendengarkan alunan musik yang lembut atau berjalan-jalan di luar sambil menghirup udara segar)
5. Membuat Catatan
Ambil buku lalu buatlah sebuah catatan mengenai rasa galau yang sedang mengharu biru hatimu. Tumpahkan pula segenap rasa sedihmu ke dalam catatan tersebut. Jadikan catatan tersebut sebagai pelampiasan marahmu. Dengan cara tersebut, dijamin tidak akan terjadi serangan fisik yang dialamatkan kepada pasanganmu. Demikian pula sebaliknya.
0 komentar:
Posting Komentar