Rabu, 19 Oktober 2011

DATARAN TINGGI DINEG

Dataran Tinggi Dieng (Dieng Plateu) berada disebelah timur laut Kota Banjarnegara ,Jawa Tengah atau berjarak sekitar 55km, Dataran Tinggi Dieng merupakan daerah tujuan wisata nomor 2 di Jawa Tengah setelah Candi Borobudur.
Dataran Tinggi Dieng Yang awalnya merupakan Gunung Berapi yang meletus dengan dahsyat, sekarang puncak gunung terlempar, tinggallah sekarang suatu dataran yang berada di puncak gunung atau yang lebih dikenal dengan sebutan " DIENG PLATEU".


Ditengah-tengah Dataran Tinggi Dieng pada Zaman dahulu terdapat sebuah tempat pemujaan dan asrama pendidikan bagi agama Hindu tertua di Indonesia. Sebagai bangunan suci tersebut sampai sekarang dapat kita saksikan dengan adanya candi beserta puing-puing bekas Vihara. Dari obyek yang dapat kita saksikan saat ini terdapat 8 buah candi
Kawah Sikidang, Kawah Si Banteng, Kawah Sileri, Kawah Candradimuka, Telaga Balaikumbang, Telaga Medada, Telaga Siwi, Telaga Dringa, Telaga Sinila, Sumur Jala Tunda, Goa Jumut, Gangsiran Asmotoma.


Bagi masyarakat Sekitar Dataran Tinggi Dieng, sebutan Dieng sering diterjemahkan sebagai Kahyangan atau tempat bersemanyamnya para Dewa. Memang obyek wisata pegunungan ini menjajikan pemandangan alam yang memukau. Hamparan hutan jati, kawah-kawah yang masih aktif, serta udara yang sejuk membuat kawasan obyek wisata Dataran Tinggi Dieng berkesan damai dan tenang.
Suasana Sejuk Dataran tinggi Dieng terletak tepat di perbatasan antara Kabupaten Banjarnegara dan Wonosobo. Wilayah terbesar Dataran Tinggi Dieng milik Kabupaten Banjarnegara. Merupakan dataran paling tinggi di Jawa yang terletak pada ketinggian 2.093 m di atas permukaan laut dengan suhu rata-rata 150 C. Daya tarik wisata lain yang dapat dikunjungi misalnya kelompok Candi Hindu Pandawa, Telaga Warna dan Pengilon, Kawah Sikidang, Goa Semar, Mata Air Sungai Serayu, Proses Budidaya Jamur Merang, dll.

Secara geografis, Dataran Tinggi Dieng (Dieng Plateau) berada di dua wilayah Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo. Letaknya pada ketinggian sekitar 2,093 meter di atas permukaan air laut, dengan suhu siang hari antara 15 derajat Celcius dan 10 derajat Celcius pada malam hari.
Pada waktu musim kemarau, suhu dapat turun drastis di bawah titik nol derajat Celcius. Rendahnya suhu tersebut membekukan embun. Menurut petani Dieng, kristal-kristal embun yang sering disebut embun upas sangat tidak bersahabat. Tanaman kentang dan kubis mereka terancam jika embun ganas tersebut datang.

Luas Dataran Tinggi Dieng 619,846 hektar, dikelilingi gugusan gunung antara lain Gunung Sumbing, Gunung Sindoro, Gunung Perahu, Gunung Rogojembangan serta Gunung Bismo. Keindahan Dieng menawarkan suatu sensasi menarik. Percaya atau tidak, pengunjung yang datang dari arah Wonosobo dapat menyaksikan dua kali matahari terbit.
Matahari terbit Dieng diberi julukan sebagai Golden Sunrise, dengan matahari keemasan dan silver sunrise, dengan warna sinar matahari putih perak. Penampilan matahari terbit yang pertama, atau Golden Sunrise, dapat dilihat dari menara pandang pada ketinggian 1,700 meter di atas permukaan laut. Lokasi ini sebelum memasuki Desa Dieng. Sedang penampilan kedua, atau Silver Sunrise, dapat disaksikan dari kompleks Candi Hindu.

0 komentar:

Posting Komentar